Karena Menulis Buku Saya Diundang Kemana Mana
Jombang : Ada pengalaman menarik yang patut kita jadikan contoh bagi penggerak TBM lainnya. Yusron Aminulloh, aktivis literasi Indonesia ini, bisa keliling nusantara karena ia menulis puluhan buku.
"Begitu saya menulis satu buku, kemudian dilaunching, dipublikasikan. Undangan dari mana mana akan datang," tegas Yusron.
Ia bahkan bercerita, ada walikota di Kalimantan membaca bukunya di toko buku, kemudian meminta stafnya untuk menghubungi saya lewat email terus lanjut telepon. Karena buku saya "Pensiun Bermartabat" dianggap cocok isinya untuk jadi materi seminar bagi pejabat. Maka, jadilah saya ceramah didepan 300 pejabat eselon 1 dan 2 di pemkot.
Kejadian lain, ada seorang pejabat yang membaca buku saya "Tauladanya Sebening Cahaya" yang salah satu bagian menceritakan hebatnya seorang hakim jujur yang pernah nyambi antar mobil sayur kalau malam. Pejabat ini kemudian membeli 500 buku saya dengan cash. "Saya mau bagi ke anak buah saya dan kolega" tegas pejabat ini
Membaca buku adalah wajib tetapi menulis adalah lebih wajib. "Jangan tidur sebelum membaca dan jangan mati sebelum menulis buku" itu kata pepatah sangat tepat, kata yusron.
"Bahkan, saya menulis buku :Mindset Pembelajaran" , buku yang mengantarkan saya ke berbagai kota seluruh Indonesia selama 6 tahun ini. Buku ini telah 50 ribu eksp dan mempertemukan saya dengan lebih 50 ribu guru di Indonesia." Tegasnya.
Jadi, akhirnya Yusron ajak penggerak literasi, pejuang TBM, taman baca, penggerak perpustakaan, menulislah segera. Ambil ilmu dari buku yang kawan kawan baca, tambahi ilmu dari para guru dan ambil ilmu di alam semesta. Maka tulisan itu akan mengalir dengan deras. "Tapi jangan lupa izin yang ciptakan tangan, otak dan badan kita, maka Allah akan membukakan jalan." (*)