Foto : Istimewa |
Jombang : Kalau seseorang masih sering salaman, disalami, menyalami, apalagi dengan orangtua, anak, orang alim, orang beirilmu, diam diam mereka mendapatkan energi positif kedalam dirinya yang luar biasa. Energi itu memang tidak tampak, tetapi bisa dirasakan.
"Hati orang yang saling bersalaman dengan ikhlas adalah menyatukan rasa dan semangat ketentraman bahkan semangat juang. Dan itulah enegi sebagai modal untuk melanjutkan langkah kehidupan," tegas Yusron Aminulloh, penggiat Literasi Nasional dalam wawancara dengan media ftbmjombang.id
Yusron yang juga Master Trainer MEP ini bahkan mengutip pendapat Richard W James dalam bukunya Personal Leadersip yang menyatakan, "Energi adalah kekuatan yang tidak terlihat, yang mampu membantu kita melakukan perubahan, berkembang dan memenuhi keinginan dalam hidup. "Sejumlah contoh ia sebut bahwa eneegi itu bisa berupa cinta, momentum, spirit. Bahkan ia menyebut Tuhan adalah energi tak terbatas bagi manusia."
Jadi, janganlah lihat silaturahmi, salaman itu hanya upacara ritual biasa. Itu adalah momentum terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan energi gratis dari seseorang yang kita anggap lebih tua, lebih berilmu. Meski yang terjadi bisa sebaliknya, karena keikhlasan orang orang awam, justru orang dianggap lebih alim tadi mendaptkan energi dari ratusan orang awam yang antri menyalaminya, atau antar dua orang yang saling bersalaman dalam sebuah silaturahmi atau diawal sebuah perjumpaan," tegas Yusron yang juga dikenal memiliki TBM Papuma di Jember ini.
Dalam konteks fenomena ribuan orang antri ditengah malam saat usai mengikuti majelis ilmu, Yusron menilai, itu bukan sekadar baktinya seorang santri pada kyai atau gurunya. Namun itu adalah pertukaran energi yang tak terbatas.
"Maka, saya berharap betul kawan kawan TBM di Jombang atau di Jawa Timur. Seringlah bersilaturahmi, bersalaman. Karena Anda sebenarnya sedang saling berbagi energi. Saling menguatkan.". (*)