Foto : Istimewa |
Banyak orang tua yang berusaha keras dengan segala upaya agar anaknya pandai dan punya prestasi unggul di sekolah. Selain les, anaknya dirancang mencapai sejumlah prestasi. Akibatnya anak seperti robot dan malam hari tinggal sisa2 tenaga.
“Fenomena itu sudah berlangsung tahunan. Dan terutama terjadi di masyarakat kelas menengah. Sesuatu yang tak lazim karena merampas kemerdekaan anak ini, ternyata menjadi seolah-olah benar.” Tegas Yusron Aminulloh, praktisi pendidikan dan salah seorang penggagas berdirinya Forum Pendidikan Jatim (FPJ) dalam diskusi terbatas di kota Pendidikan Malang, Senin (5/9/2016) kemarin.
Maka, tegas Yusron, jangan kaget banyak anak anak kita yang pandai dan dapat ranking bagus di sekolah tetapi berani bentak orangtuanya. Kalau disuruh membantu orangtuanya selalu membantah dan cuek.
“Gejala ini semakin hari semakin meningkat. Seolah tidak ada relevansi antara kepandaian dengan ketaatan. Seolah tidak ada kewajiban antara ranking dengan keharusan berbakti dengan orangtua. Bahkan, karena kepandaian banyak anak sudah minta dihormati dan diistimewakan hidupnya. Ini sangat berbahaya bagi masa depannya.”
Yusron yang dikenal sebagai Master Trainer MEP ini, melihat gejala ini sebagai sebuah titik balik keburukan yang diciptakan sendiri oleh orangtua yang berambisi anaknya berprestasi.
“Maka saya dalam berbagai training Parenting mengatakan, ibu bapak, jangan jadikan anak kita pandai dalam ilmu. Tetapi lemah dalam aplikasi. Percuma punya anak pandai masih berani membentak ibunya. Sangatlah rugi bapak ibu didik anak jadi pandai tetapi mereka cuek dengan.masalah temannya apalagi masalah lingkungan sosial. Mereka kedepan akan terasing dengan kehidupan.” Tegas Yusron yang Pengurus ICMI pusat ini.
Solusi yang harus dilakukan adalah orangtua melakukan keseimbangan dalam mendidik. “Saya tidak melarang orantua menginginkan anaknya berprestasi. Cuma prestasi bukanlah satu satunya modal bagi hidup mereka di masa depan. Mereka masih membutuhkan modal empati, kepekaan sosial dan kematangan spiritual.”.
Sumber : (imd) http://surabayaonline.co/